1.
Ikhlas dan
Ittiba’
Saudaraku sesama Muslim!
Upayakanlah semaksimal mungkin agar
engkau selalu ikhlas karena Allah dalam seluruh ibadahmu – secara umum – dan
ibadah hajimu ini – secara khusus – karena Allah ﷻ berfiman:
وَمَآ
أُمِرُوْٓا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ ...
[٥]
“Padahal, mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus ...” (QS.
Al-Bayyinah [98]: 5)
Dan ingat, janganlah Anda
sekali-kali berbuat syirik sekecil apapun, karena perbuatan syirik
(menyekutukan Allah) akan menghapuskan amalan Anda. Wajib bagi Anda
mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah.
Dan wajib ittiba’, yaitu
mengikuti sunnah Nabi ﷺ dalam hal-hal yang Anda lakukan atau Anda
tinggalkan.
Anda wajib melaksanakan ibadah haji
dan umroh mengikuti contoh Rasulullah, tidak boleh mengikuti orang banyak.
Allah berfirman:
قُلْ
اَنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبَبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ۗ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. [٣١]
“Katakanlah (Muhammad): ‘jika kamu mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang” (QS. Ali ‘Imran [3]: 31)
Nabi ﷺ bersabda:
لِتَأْخُذُوْا
عَنِّيْ مَنَاسِكَكُمْ.
“Ambillah dariku tentang tata cara manasik (haji/umroh) kalian.”
(Shahih: HR. Muslim (no. 1297 [310]))
Lalu berupayalah dengan keras untuk
membiayai ibadah hajimu dengan harta yang baik dan uang yang halal kerana Nabi ﷺ bersabda:
اِنَّ
اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا ...
“Sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang
baik ...” (Shahih: HR. Muslim (no. 1015) dan lainnya)
2.
Menjauhi
Larangan Allah
Bagi Anda, wahai saudaraku Muslim,
jauhilah semua hal-hal yang diharamkan oleh syariat yang sebelumnya biasa
engkau lakukan, seperti mencukur jenggot, merokok, menyerupai orang-orang
kafir, mengenakan cincin dari emas, dan sebagainya.
Bagi Anda, wahai saudariku Muslimah,
berjanjilah kepada Allah ﷻ, jika engkau belum menjadi Muslimah yang multazimah
(komitmen terhadap ajaran agama), untuk bersegera berkomitmen terhadap segenap
hukum syariat, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah engkau menjaga kesucian
dirimu, serta menjadi wanita shalihah lagi baik, dengan jilbab dan hijab yang
sempurna.
Maka itu, wahai saudariku Muslimah,
pakailah olehmu jilbab yang sesuai dengan syariat, bukan demi mengikuti mode
yang menyelisihi syariat.
3.
Sabar dan Tabah
Biasakanlah dirimu untuk bersabar
serta tabah (dalam perjalanan hajimu). Hindarilah permusuhan dan emosi serta
terjerumus dalam akhlak (perilaku) dan perbuatan tercela. Jauhkan dan
hindarilah kata-kata dan ucapan-ucapan kotor dan tidak senonoh karena
perjalanan (safar) adalah bagian dari adzab. (Shahih: Muttafaq ‘alaih
dari Abu Hurairah). Prinsip dasarnya adalah menyambut persahabatan dengan baik
dan bersikap lemah lembut terhadap teman.
4.
Menunaikan Hak
Orang Lain dan Berwasiat
Apabila kamu memiliki tanggungan
berupa hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus engkau tunaikan kepada orang
lain, baik berupa materi maupun immateri, maka segeralah tunaikan karena adanya
utang tidak menghalangi seseorang untuk berhaji, selama telah terpenuhi dua
syarat berikut:
1)
Jatuh tempo pembayaran utang di luar
(tidak bertepatan dengan) waktu penunaian ibadah haji.
2)
Mendapatkan izin dari pemberi utang
apabila penunaian ibada haji bertepatan dengan waktu pelunasan utang.
Khususnya bagi orang-orang yang
menjadi tanggunganmu.
Selanjutnya, tulislah wasiat sebelum keberangkatanmu. Berwasiatlah
kepada keluarga dan kerabatmu dengan taqwa dan sunnah, serta agar mereka
berbuat yang ma’ruf dan menjauhi segala sesuatu yang menyelisihi syariat.
5.
Berdo’a ketika
Berpamitan
Jangan lupa ketika berpamitan,
katakan kepada orang-orang yang kamu tinggalkan:
أَسْتَوْدِعُكُمُ
اللهَ الَّذِيْ لَا تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ.
“Aku titipkan kalian kepada Allah yang tidak hilang titipan-Nya”
(Shahih: HR. Ibnu Majah dan Ahmad dari Abu Hurairah)
Dan hendaklah mereka mengucapkan
kepadamu:
نَسْتَوْدِعُ
اللهَ دِيْنَكَ، وَأَمَانَتِكَ، وَخَوَاتِتْمَ عَمَلِكَ.
“Kami titipkan kepada Allah agama, amanah, dan penutup amalmu”
(Shahih: HR. Abu Dawud dan Ibnus Sunni dalam kitabnya, Amalul Yaum wal Lailah,
dan dishahihkan oleh al-Albani dalam kitabnya, Silsilah ash-Shahihah).
6.
Membaca Do’a
Safar
Apabila kamu menaiki kendaraan yang
hendak mengantarmu dalam perjalaman, berdo’alah kepada Allah dengan do’a safar:
اَللهُ
اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، سُبْحَٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَلَنَا هَذَا
وَمَاكُنَّالَهُۥ مُقْرِنِيْنَ، وَاِنَّٓا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ، اَللّٰهُمَّ
إِنَّانَسْئَالُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَاالْبِرَّ وَالتَّقْوَى،وَمِنَ اْلعَمَلِ مَاتَرْضَى،
اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ، اَللّٰهُمَّ
اَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُبِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَٓابَةِ الْمُنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ
فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ.
7.